Modric ke Milan: Ketika Maestro Madrid Menyeberang ke Tanah Italia
Modric ke Milan: Ketika Maestro Madrid Menyeberang ke Tanah Italia
Blog Article
pojokgol Dalam dunia sepak bola, tidak banyak pemain yang tetap relevan di usia hampir kepala empat. Namun Luka Modric selalu berbeda. Di usia 39 tahun, sang maestro lini tengah justru membuka lembaran baru dalam kariernya—kali ini di Italia bersama AC Milan.
Keputusan Modric meninggalkan Real Madrid tentu menjadi momen emosional. Ia bukan hanya ikon di Bernabéu, tapi juga simbol era keemasan Los Blancos. Kini, dia bersiap membangun kisah baru di San Siro.
Tanpa Biaya, Tapi Bernilai Tinggi
AC Milan mendatangkan Modric tanpa mengeluarkan biaya transfer sepeser pun. Kontraknya bersama Real Madrid resmi berakhir musim panas ini. Meski begitu, kehadiran Modric dinilai sebagai investasi mahal secara nilai dan pengalaman.
Manajemen Milan disebut sudah mencapai kesepakatan penuh. Proses administrasi menjadi satu-satunya tahap tersisa sebelum ia resmi diperkenalkan ke publik sebagai rekrutan anyar Rossoneri.
Dua Musim dan Satu Opsi Tambahan
Dilaporkan oleh Football Italia, Modric akan menandatangani kontrak berdurasi dua musim. Tidak hanya itu, ada opsi perpanjangan untuk satu tahun tambahan jika performanya masih memadai. Gaji musim pertamanya mencapai 3 juta euro (sekitar Rp52 miliar)—sebuah angka yang menegaskan statusnya sebagai pemain papan atas, terlepas dari usianya.
Bukan Sekadar Pemain, Tapi Pemimpin
Massimiliano Allegri, pelatih AC Milan, diyakini sangat membutuhkan sosok seperti Modric. Timnya masih belum stabil di sektor tengah, dan pengalaman Modric di level tertinggi bisa menjadi solusi. Ia bukan hanya pemain yang bisa mengatur tempo, tapi juga pemimpin di ruang ganti.
Warisan Emas dari Bernabéu
Tak banyak pemain yang bisa meninggalkan Real Madrid dengan kepala tegak. Modric termasuk dalam kategori langka itu. Selama lebih dari satu dekade, ia menjadi pilar utama Los Blancos. Ia meraih 23 trofi, termasuk enam Liga Champions, dan menyabet Ballon d'Or pada 2018—sebuah penghargaan yang hanya bisa didapat oleh pemain istimewa.
Milan Butuh Modric, dan Modric Butuh Tantangan Baru
Di satu sisi, AC Milan butuh kedalaman dan kualitas di lini tengah. Di sisi lain, Modric butuh tantangan baru sebelum gantung sepatu. Pertemuan keduanya di musim 2025/26 ini terasa pas—baik dari sisi teknis maupun emosional.
Dengan bergabungnya Modric, publik San Siro kini boleh bermimpi lebih tinggi. Serie A akan kembali menjadi panggung bagi salah satu gelandang terbaik di abad ini.
Penutup
Modric ke Milan bukan sekadar transfer pemain veteran. Ini adalah perpindahan seorang legenda yang masih lapar akan prestasi. Jika semuanya berjalan mulus, kisah sang maestro di Italia bisa menjadi catatan emas berikutnya dalam buku kariernya yang sudah luar biasa.
Report this page